Pemetaan
Aset SMP Negeri 1 Petang, Kabupaten Badung, Bali
Endra Kuswara, S.Pd. – CGP Kab.
Badung
SMP Negeri 1 Petang terletak di
Desa Petang, Kec. Petang, Kab. Badung, Bali. Sebelum sekolah ini berdiri,
bermula dari adanya sekolah swasta yaitu SMP Wanayasa Petang yang berdiri Tahun
1965 tempatnya di SD 1 Petang. Seiring perkembangan jaman, kebutuhan masyarakat
akan pendidikan dan minat masyarakat menyekolahkan anaknya sangat tinggi
sehingga terbentuklah sekolah ini pada 30 Juli 1980 dan menjadi salah satu sekolah
negeri di sentral kecamatan Petang.
Sekolah
yang sudah berdiri hampir 41 tahun ini sebagai salah satu pusat pendidikan
tentunya memiliki berbagai kemajuan dan pengalaman dalam perjalanannya. Dalam
memajukan sekolah, tentunya tidak hanya berbekal pengalaman sekolah, melainkan
prinsip pemimpin dalam pengelolaan sekolah harus melihat berdasarkan aset yang
dimiliki dan memaksimalkan aset yang ada. Aset tersebut dapat diorganisasi
untuk kepentingan bersama serta menuju pengelolaan sekolah yang baik.
Menurut
Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7
aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:
1.
Modal Manusia
Modal
manusia sebagai aset dapat mencakup sumber daya manusia yang berkualitas,
pemetaan pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap
warganya dalam sebuah komunitas, Di sekolah ini, beberapa aset yang dapat
dijadikan modal diantaranya :
o Kepala sekolah, guru, pegawai,
komite sekolah, pengawas. tenaga perpustakaan, dan laboran.
o Kualifikasi guru S1/S2 dan pegawai
S1/D3/SMA.
o Siswa dengan potensi yang beragam,
baik dalam bidang akademik dan non akademik.
o Tenaga IT yang handal dalam
manajemen berbasis IT.
Dengan adanya modal manusia di
dalam sekolah, harapannya dapat mewujudkan pengelolaan sekolah yang baik untuk
mencapai visi sekolah.
2.
Modal Sosial
Norma dan aturan yang mengikat warga
masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur
kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam
komunitas/masyarakat dapat dijadikan modal sosial. Selain itu, peran organisasi
atau komunitas di lingkungan sekolah dan sekitarnya dapat menunjang pengelolaan
sekolah. Modal sosial yang dimiliki oleh sekolah ini diantaranya :
o Kelompok suka duka SMPN 1 Petang
o Komunitas Praktisi SMPN 1 Petang
o Organisasi kepramukaan, PMR, KSPAN
o Kelompok paguyuban orang tua siswa
o Kesamaan persepsi antar
stakeholder
3.
Modal Fisik
Modal fisik terdiri atas 2 kelompok utama, yaitu bangunan
yang digunakan untuk pembelajaran dan sarana prasarana infrastruktur penunjang.
Modal fisik yang dimiliki sekolah ini diantaranya :
o Gedung dan ruang sekolah, laboratorium IPA & komputer,
perpustakaan, aula rapat, aula pentas, lapangan basket, lapangan umum Petang,
tempat ibadah (padmasana), dan halaman yang luas.
o Air PDAM, listrik PLN 22000 Watt, Internet fiber optik 20
Mbps up to 100 Mbps.
o Koperasi sekolah.
4.
Modal Lingkungan
Modal lingkungan juga menjadi salah satu aset yang dapat
dimanfaatkan sekolah. Lingkungan yang dapat dijadikan aset dapat berupa potensi
yang belum diolah dan memiliki ekonomis tinggi dalam pelestarian alam. Sekolah
ini memiliki modal yang sangat bagus khususnya di bidang pertanian karena letak
geografis yang berada di dataran tinggi serta mayoritas masyarakat bermata pencaharian
di bidang pertanian. Adapaun aset yang dimiliki diantaranya :
o Daerah pertanian dan Agrowisata Petang.
o Kebun TOS (Tanaman Obat Sekolah), Greenhouse sekolah
o Kebun tanaman perindang, tanaman langka dan tanaman penghasil
buah.
Selain bernilai ekonomis, modal lingkungan
ini juga dapat dijadikan sarana untuk pembelajaran siswa di sekolah.
5.
Modal Finansial
Modal finansial di sekolah dapat berupa dukungan keuangan yang dimiliki
oleh sebuah sekolah yang dapat digunakan untuk membiayai
proses pembangunan dan kegiatan di sekolah tersebut. Sekolah
ini secara khusus dan sekolah negeri tingkat SD dan SMP se-kabupaten Badung
mendapat dukungan finansial dari Pemerintah Kabupaten Badung melalui APBD.
Adapun dukungan yang didapatkan seperti
pengadaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran, pembayaran gaji guru
honor daerah, pemberian insentif atau tambahan penghasilan guru. Di samping
itu, modal finansial sekolah juga bersumber dari dana BOS reguler, dimana mulai
tahun 2020 mendapatkan dana sebesar 1,2 juta per siswa per tahun. Dengan jumlah
yang cukup besar tentunya menjadi modal berharga bagi sekolah untuk
meningkatkan layanan kepada murid.
6.
Modal Politik
Modal
politik adalah ukuran keterlibatan sosial dari semua lapisan atau kelompok dan memiliki
peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara
dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.
Sekolah ini memiliki modal politik yang menunjang dari pengelolaan sekolah
diantaranya :
o Proses PPDB yang sinergis dengan melibatkan Disdikpora, Disdukcapil,
dan Diskominfo sehingga terciptanya transparansi dalam proses penjaringan
siswa.
o Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Badung secara
aktif terlibat dalam pelestarian dan penanggulangan lingkungan hidup di
sekolah-sekolah.
o Puskesmas dan lembaga kesehatan Kabupaten Badung terlibat
aktif dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah-sekolah.
7.
Modal Agama dan Budaya
Agama dan budaya di Indonesia merupakan aset
yang sangat berharga dalam menjalani kehidupan sosial masyarakat. Hal ini merupakan
suatu kekuatan yang harus tetap dijaga demi keutuhan bangsa kita.
Sekolah menjadi tempat manifestasi dalam
pembelajaran kehidupan dengan berbagai agama dan budaya. Modal agama dan budaya
di tiap sekolah adalah unik, khususnya di Bali dimana di sini dikenal dengan
ragam kultur budaya dan agama. Aset agama dan budaya yang dimiliki sekolah ini
yang dapat menjadi kekuatan diantaranya :
o Toleransi antar agama di lingkungan sekolah.
o Penguatan Budaya melalui sinergi antara sekolah, desa adat,
dan pemerintah.
o Persembahyangan bersama saat upacara keagamaan.
o Kegiatan "ngayah" atau gotong royong bersama.
o "Menyama braya" dalam sekolah maupun kehidupan
sosial masyarakat. Menyama braya adalah konsep kehidupan masyarat adat istiadat
Bali untuk hidup rukun dan saling menghargai.
Pemetaan aset yang telah dilakukan
harapannya dapat menjadi modal berharga bagi pemimpin sekolah ini dan warga
sekolah dalam pengelolaan sekolah sehingga potensi ini dapat dimaksimalkan
untuk menunjang pendidikan yang berpusat pada murid demi terciptanya visi
sekolah yaitu menciptakan lulusan yang cerdas dan berkarakter.
Salam
guru penggerak!