Senin, 26 April 2021

Pemetaan Aset SMP Negeri 1 Petang

 

Pemetaan Aset SMP Negeri 1 Petang, Kabupaten Badung, Bali

Endra Kuswara, S.Pd. – CGP Kab. Badung

            SMP Negeri 1 Petang terletak di Desa Petang, Kec. Petang, Kab. Badung, Bali. Sebelum sekolah ini berdiri, bermula dari adanya sekolah swasta yaitu SMP Wanayasa Petang yang berdiri Tahun 1965 tempatnya di SD 1 Petang. Seiring perkembangan jaman, kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan minat masyarakat menyekolahkan anaknya sangat tinggi sehingga terbentuklah sekolah ini pada 30 Juli 1980 dan menjadi salah satu sekolah negeri di sentral kecamatan Petang.

            Sekolah yang sudah berdiri hampir 41 tahun ini sebagai salah satu pusat pendidikan tentunya memiliki berbagai kemajuan dan pengalaman dalam perjalanannya. Dalam memajukan sekolah, tentunya tidak hanya berbekal pengalaman sekolah, melainkan prinsip pemimpin dalam pengelolaan sekolah harus melihat berdasarkan aset yang dimiliki dan memaksimalkan aset yang ada. Aset tersebut dapat diorganisasi untuk kepentingan bersama serta menuju pengelolaan sekolah yang baik.

            Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:

1.       Modal Manusia

Modal manusia sebagai aset dapat mencakup sumber daya manusia yang berkualitas, pemetaan pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, Di sekolah ini, beberapa aset yang dapat dijadikan modal diantaranya :

o   Kepala sekolah, guru, pegawai, komite sekolah, pengawas. tenaga perpustakaan, dan laboran.

o   Kualifikasi guru S1/S2 dan pegawai S1/D3/SMA.

o   Siswa dengan potensi yang beragam, baik dalam bidang akademik dan non akademik.

o   Tenaga IT yang handal dalam manajemen berbasis IT.

Dengan adanya modal manusia di dalam sekolah, harapannya dapat mewujudkan pengelolaan sekolah yang baik untuk mencapai visi sekolah.

 

2.       Modal Sosial

Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat dapat dijadikan modal sosial. Selain itu, peran organisasi atau komunitas di lingkungan sekolah dan sekitarnya dapat menunjang pengelolaan sekolah. Modal sosial yang dimiliki oleh sekolah ini diantaranya :

o   Kelompok suka duka SMPN 1 Petang

o   Komunitas Praktisi SMPN 1 Petang

o   Organisasi kepramukaan, PMR, KSPAN

o   Kelompok paguyuban orang tua siswa

o   Kesamaan persepsi antar stakeholder

 

3.       Modal Fisik

Modal fisik terdiri atas 2 kelompok utama, yaitu bangunan yang digunakan untuk pembelajaran dan sarana prasarana infrastruktur penunjang. Modal fisik yang dimiliki sekolah ini diantaranya :

o   Gedung dan ruang sekolah, laboratorium IPA & komputer, perpustakaan, aula rapat, aula pentas, lapangan basket, lapangan umum Petang, tempat ibadah (padmasana), dan halaman yang luas.

o   Air PDAM, listrik PLN 22000 Watt, Internet fiber optik 20 Mbps up to 100 Mbps.

o   Koperasi sekolah.

 

4.       Modal Lingkungan

Modal lingkungan juga menjadi salah satu aset yang dapat dimanfaatkan sekolah. Lingkungan yang dapat dijadikan aset dapat berupa potensi yang belum diolah dan memiliki ekonomis tinggi dalam pelestarian alam. Sekolah ini memiliki modal yang sangat bagus khususnya di bidang pertanian karena letak geografis yang berada di dataran tinggi serta mayoritas masyarakat bermata pencaharian di bidang pertanian. Adapaun aset yang dimiliki diantaranya :

o   Daerah pertanian dan Agrowisata Petang.

o   Kebun TOS (Tanaman Obat Sekolah), Greenhouse sekolah

o   Kebun tanaman perindang, tanaman langka dan tanaman penghasil buah.

Selain bernilai ekonomis, modal lingkungan ini juga dapat dijadikan sarana untuk pembelajaran siswa di sekolah. 

5.       Modal Finansial

Modal finansial di sekolah dapat berupa dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah sekolah yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan di sekolah tersebut. Sekolah ini secara khusus dan sekolah negeri tingkat SD dan SMP se-kabupaten Badung mendapat dukungan finansial dari Pemerintah Kabupaten Badung melalui APBD.

Adapun dukungan yang didapatkan seperti pengadaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran, pembayaran gaji guru honor daerah, pemberian insentif atau tambahan penghasilan guru. Di samping itu, modal finansial sekolah juga bersumber dari dana BOS reguler, dimana mulai tahun 2020 mendapatkan dana sebesar 1,2 juta per siswa per tahun. Dengan jumlah yang cukup besar tentunya menjadi modal berharga bagi sekolah untuk meningkatkan layanan kepada murid.

 

6.       Modal Politik

Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial dari semua lapisan atau kelompok dan memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas. Sekolah ini memiliki modal politik yang menunjang dari pengelolaan sekolah diantaranya :

o   Proses PPDB yang sinergis dengan melibatkan Disdikpora, Disdukcapil, dan Diskominfo sehingga terciptanya transparansi dalam proses penjaringan siswa.

o   Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Badung secara aktif terlibat dalam pelestarian dan penanggulangan lingkungan hidup di sekolah-sekolah.

o   Puskesmas dan lembaga kesehatan Kabupaten Badung terlibat aktif dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah-sekolah.

 

7.       Modal Agama dan Budaya

Agama dan budaya di Indonesia merupakan aset yang sangat berharga dalam menjalani kehidupan sosial masyarakat. Hal ini merupakan suatu kekuatan yang harus tetap dijaga demi keutuhan bangsa kita.

Sekolah menjadi tempat manifestasi dalam pembelajaran kehidupan dengan berbagai agama dan budaya. Modal agama dan budaya di tiap sekolah adalah unik, khususnya di Bali dimana di sini dikenal dengan ragam kultur budaya dan agama. Aset agama dan budaya yang dimiliki sekolah ini yang dapat menjadi kekuatan diantaranya :

o   Toleransi antar agama di lingkungan sekolah.

o   Penguatan Budaya melalui sinergi antara sekolah, desa adat, dan pemerintah.

o   Persembahyangan bersama saat upacara keagamaan.

o   Kegiatan "ngayah" atau gotong royong bersama.

o   "Menyama braya" dalam sekolah maupun kehidupan sosial masyarakat. Menyama braya adalah konsep kehidupan masyarat adat istiadat Bali untuk hidup rukun dan saling menghargai.

Pemetaan aset yang telah dilakukan harapannya dapat menjadi modal berharga bagi pemimpin sekolah ini dan warga sekolah dalam pengelolaan sekolah sehingga potensi ini dapat dimaksimalkan untuk menunjang pendidikan yang berpusat pada murid demi terciptanya visi sekolah yaitu menciptakan lulusan yang cerdas dan berkarakter.

Salam guru penggerak!



0 komentar: